Minggu, 19 Januari 2014

TUGAS KE 2 PSIKOLOGI MANAJEMEN

TUGAS INDIVIDU PSIKOLOGI MANAJEMEN

Nama               : Achmad Nursidik
Npm                : 13509020
Kelas               : 3PA05
Mata Kuliah   : Psikologi manajemen
Dosen              : Tri Maryani

Psikologi Manajeman

Komunikasi dalam manajeman
a.       Definisi Komunikasi
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatio” yang artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Jika dilihat dari terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Sedangkan dari segi paradigmatic, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk menapai suatu tujuan tertentu. Contohnya seerti berlangsungnya perkuliahan yang disampaikan oleh seorang dosen kepada mahasiswanya termasuk dalam komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

b.      Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat dartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan dar pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Proses komunikasi bertujuan untuk mencapai pengertian antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi merupakan sebuah proses, sebuah kegiatan yang berlangsung kontiniu. Berikut langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1)      Ide
Ide atau gagasan yang diciptakan oleh sumber atau komunikator.
2)      Encoding
Ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan
3)      Pengiriman
Pesan yang telah di encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi kepada komunikan
4)      Decoding
Penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut
5)      Umpan balik  
Apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, individu akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator

Untuk terjadinya proses komunikasi paling sedikit memiliki 3 unsur komunkasi yaitu : komunikator, pesan dan komunikan. Menurut Lasweel (dalam Suprapto, 2009) ada 5 formula komunikasi untuk terjadinya suatu proses komunkasi, yaitu :
1)      Who
Berhubungan dengan siapa kita mengatakan
2)      Says what
Berkenaan dengan menyatakan apa
3)      In which channel
Berkenaan dengan saluran apa
4)      To whom
Berkenaan dengan ditujukan kepada siapa
5)      With what effect
Berkenaan dengan pengaruh apa yang terjadi

Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar manusia.

c.       Hambatan Komunikasi
Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai hambatan. Hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi, misalnya pecetakan huruf yang saling bertindihan dalam surat kabar (koran) atau majalah akan menjadi hambatan bagi pembaca, selain itu perkataan yang diucapkan secara tidak tepat oleh seorang penyiar radio akan menghambat komunikasi pada pendengar radio.
Ada beberapa jenis hambatan dalam komunikasi, yaitu :
1.      Gangguan teknis
Gangguan yang bersifat teknis, seperti gangguan pada alat komunikasi, media, teknologi dan sebagainya.
2.      Gangguan Semantik
Gangguan yang berasal dari penggunaan bahasa, dapat karena :
a.       Perbedaan bahasa
b.      Perbedaan persepsi
c.       Penggunaan istilah yang berlebihan
d.      Ketidakmampuan dalam memilih kata atupun kalimat
3.      Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis adalah situasi dan kondisi psikis yang terdapat/dimiliki oleh komunikan dan komunikator. Misalnya nervous, malu takut dan sebagainya.
4.      Rintangan fisik
Rintangan fisik dapat berupa hambatan jarak komunikasi yang seringkali mengganggu proses komunikasi. Ataupun ketidakadaan fasilitas yang mampu meminimalisir hambatan jarak tersebut.
5.      Rintangan Status
Perbedaan Status antara komunikator dengan khalayak seringkali menjadi hambatan yang dapat mengurangi pencapaian tujuan komunikasi. Misalnya, ketika seorang dosen muda harus memberi kuliah didepan mahasiswa pasca sarjana yang ternyata sebagian besar adalah atasannya di departemen tertentu.
6.      Rintangan Kerangka Berfikir
Komunikasi yang efektif dapat terjadi ketika terjadi himpitankepentingan (overlapping of interest)/kesamaan persepsi anatara komunikator dengan komunikan. Kesmaan ini dapat terwujud jita tida ada perbedaan yang mencolok dalam kerangka berfikir komunikan dan komunikator.
7.      Rintangan Budaya
Perbedaan Budaya (nilai, Norma, kebiasaan, adat istiadat) merupakan faktor yang sering membuat tujuan komunikasi terhambat. Karena Budaya yang dianut oleh sebuah masyarakat merupakan hasil internalisasi individu terhadap nilai, norma, kebiasaan dan adat dimana ia tinggal selama bertahun-tahun. Maka kita mengenal ada yang namanya : Akluturisasi, asimilasi.

d.      Definisi Komunikasi Efektif
Apa itu komunikasi efektif?
Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pula.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yg pd prosesnya dapat menghasilkan persepsi, perilaku dan pemahaman yg berubah menjadi sama antara komunikator dan komunikan dapat diperoleh.
5 komponen penting dalam komunikasi menurut Thomas Leech
1)      Pengirim pesan (sender)
2)      Pesan yang dikirimkan (message)
3)      Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media)
4)      Penerima pesan (receiver)
5)      Umpan balik (feedback)

5 hal yang dapat membangun komunikasi efektif
1)      Berusaha benar-benar mengerti orang lain (emphatetic communication)
2)      Memenuhi komitmen atau janji
3)      Menjelaskan harapan
4)      Meminta maaf secara tulus ketika Anda membuat kesalahan
5)      Memperlihatkan integritas pribadi.


e.       Komunikasi efektif dalam organisasi mencakup componential, situasional
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam kelompok dari suatu organisasi. Bila organisasi semakin besar dan komplek maka akan mengakibatkan semakin komplek pula proses komunikasinya.
Berikut komunikasi efektif dalam organisasi mencakup dari komponensial dan situasional :
1)      Definisi berdasarkan komponen (Componential Definition)
Definisi bedasarkan komponen menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, yaitu penyampaian pesan oleh salah satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

2)      Definisi berdasarkan situasional
Saling ketergantungan diantara kedua belah pihak (dyad) dijadikan sebagai karakteristik yang paling jelas dari komunikasi interpersonal. Organisasi menetapkan bahwa hubungan interpenetratif dan interlocking untuk mengkoordinasikan kerja. “Dyadic communication mulai berfungsi ketika ada kemungkinan tindakan setiap orang mempengaruhi yang lain” (Wilmot,1979, hal. 9). Jadi, menurut definisi, hubungan atasan-bawahan, kolega, anggota tim proyek, atau kombinasi kerja lain, merupakan contoh-contoh komunikasi interpersonal. Rasa ketergantungan ini merupakan faktor penting dalam banyak situasi kerja. Anda tidak dapat menolak untuk bekerja dengan seseorang hanya karena Anda tidak ingin menjadi teman mereka, dan Anda harus bekerjasama dengan orang lain untuk menyelesaikan banyak tugas yang diberikan. Bekerja secara efektif dengan rekan kerja, bos, pelanggan, dan bawahan akan berkaitan langsung dengan keberhasilan pribadi Anda sendiri. Ketidakmampuan untuk bergaul dengan orang lain adalah nomor dua alasan bagi karyawan dipecat (“personal problem,” 1990). Yang lainnya adalah ketidakmampuan (pertama), ketidakjujuran (ketiga), sikap negatif (keempat), dan kurangnya motivasi (kelima). Disisi lain mata uang, kemampuan untuk bergaul dengan orang lain adalah atribut yang paling penting kedua untuk mendapatkan depan menurut The Wall Street Journal (Nirenberg,1989). Integritas adalah yang pertama. Mendukung rasa ketergantungan, tampaknya, merupakan prasyarat untuk mempertahankan dan memajukan pekerjaan.

Referensi :
Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior. United States: Allyn and BaconKomala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran
Suprapto,T (2009). Pengantar teori dan manajemen komunikasi. Yogyakarta : MedPress (Anggota IKAPI). Google.books.co.id diakses pada tanggal 15 Januari 2014.
Wiryanto. (2009). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta : Grasindo